Apa yang membuat jutaan orang terus kembali ke Makkah?
Apa yang membuat kaki lemah tetap melangkah, bahkan di tengah panas, tangis, dan lelah?
Jawabannya hanya satu: rindu.
Rindu kepada Allah ﷻ yang tak bisa dijelaskan.
Dan thawaf di sekitar Ka’bah adalah cara paling nyata mengekspresikan rindu itu—ribuan langkah tanpa kata, tapi penuh makna.
Thawaf bukan sekadar berjalan memutari Ka’bah tujuh kali. Ia adalah perjalanan batin.
Setiap putaran membawa kita semakin dekat—bukan secara fisik, tapi secara ruhani.
📌 Seakan-akan kita berkata, “Ya Allah, aku keliling hanya untuk-Mu. Tak ada tempat lain untukku pulang.”
Sejak zaman Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, Ka’bah menjadi titik pusat ketaatan dan harapan.
Jutaan umat Islam dari seluruh penjuru bumi menengadahkan tangan ke arahnya setiap hari.
📌 Maka ketika seseorang benar-benar sampai di hadapannya, tak ada yang bisa membendung air mata.
Setiap langkah thawaf adalah:
Doa yang tak terdengar
Pengakuan dosa tanpa kata
Harapan yang disampaikan dalam diam
Syukur yang dituangkan lewat peluh
📌 Bahkan jika kita tak bicara, Allah tahu persis isi hati kita saat kita mengelilingi rumah-Nya.
Karena thawaf adalah ibadah yang tak pernah selesai secara batin.
Setelah tujuh putaran pun, hati ingin lebih.
Setelah pulang ke rumah, jiwa ingin kembali.
⠀
📌 Rindu kepada Allah adalah satu-satunya rindu yang tak akan pernah ditolak. Bahkan jika tak terucap, Allah sudah mendengarnya.
Dalam thawaf, kita belajar bahwa:
Hidup terus berjalan (putaran)
Allah adalah pusat hidup (Ka’bah)
Kita tak selalu lurus, tapi harus terus berputar mendekat
📌 Thawaf mengajarkan bahwa selama kita tetap melingkari pusat itu (Allah), kita tak akan pernah tersesat.
Ribuan langkah thawaf bukan kelelahan biasa.
Itu adalah jejak cinta.
Dan rindu yang tak akan pernah usai adalah bukti bahwa kita pernah berdiri di depan rumah-Nya, lalu jatuh cinta untuk selamanya.
📞 0816990987 | 🌐 alqomar.com
💼 Alqomar Travel mengajak Anda untuk kembali menapaki jejak rindu ini.
Karena Ka’bah tidak pernah menolak siapa pun yang datang dengan cinta dan air mata.
