Bagi sebagian orang, umrah pertama adalah puncak haru. Tapi bagi yang kedua, ketiga, bahkan kesekian kalinya—rasa itu tak pernah benar-benar hilang.
“Kenapa setiap kali datang ke Ka’bah, hati saya tetap bergetar?”
“Padahal saya sudah pernah ke sini, tapi air mata tetap jatuh.”
Artikel ini menjawab pertanyaan spiritual mendalam:
Mengapa rasa haru dan tangis tetap hadir meski umrah bukan yang pertama?
Setiap perjalanan ke Mekkah bukan perjalanan biasa.
✅ Ka’bah adalah pusat hati umat Islam
✅ Melihatnya bukan sekadar visual—tapi pertemuan batin
✅ Setiap kunjungan adalah bentuk panggilan ulang oleh Allah
📌 Hati yang ikhlas akan terus merasa “baru” setiap kali dipanggil.
✅ Umrah pertama: mungkin saat masih muda
✅ Umrah kedua: mungkin saat baru kehilangan
✅ Umrah ketiga: mungkin saat sedang butuh kelegaan
📌 Waktu berubah, kondisi hati pun ikut berubah. Maka rasa di depan Ka’bah pun selalu berbeda.
Ketika jamaah menangis saat melihat Ka’bah, itu bukan akting.
Itu adalah:
✅ Rasa rindu yang tak tertampung
✅ Penyesalan akan dosa lama
✅ Harapan untuk diampuni lagi
✅ Syukur karena masih dipanggil
📌 Tangisan itu adalah bahasa hati yang bertemu dengan cahaya Rabb-nya.
Allah tak pernah bosan memanggil orang yang bersungguh-sungguh.
✅ Jika Anda dipanggil lagi, berarti Anda istimewa
✅ Jangan pernah merasa bosan, sebab Ka’bah tak pernah bosan menyambut
📌 Setiap umrah bukan pengulangan, tapi pembaruan hati.
Jika umrah pertama penuh haru, maka umrah kesekian bisa jadi lebih dalam.
⠀
Karena bukan jumlahnya yang penting.
Tapi ketulusan dan keterhubungan hati yang semakin kuat di hadapan Ka’bah.
📌 Dan kalau Anda masih bisa menangis di sana, itu tanda bahwa hati Anda belum mati.
📞 0816990987 | 🌐 alqomar.com
💼 Alqomar Travel mengajak Anda menjadikan setiap perjalanan umrah, meski bukan yang pertama, tetap sebagai momen penyucian hati dan pembaruan jiwa.